Selasa, 31 Maret 2015

TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TEORI RASIO

Sumber : Buku Akuntansi dan manajemen Keuangan Rumah Sakit Penerbit : Graha Ilmu Penulis : Arfan Ikhsan dan ida Bagus Agung Dharmanegara Bab : 12 Halaman : 251 ANALISIS RASIO Analisis rasio dalam istilah sederhan adalah perbandingan dua kelompok yaitu nilai numeric rupiah atau nilai kuantitas. Analisis rasio mengijinkan evaluasi terhadap item neraca dalam kaitannya dengan beberapa informasi laba rugi untuk menentukan berbagai hubungan di antara item yang di pilih. Rasio dapat diungkapkan dengan menggunakan persentase, nilai numeric, kuantitas, atau berdasarkan per unit. PERBANDINGAN RASIO Rasio digunakan untuk membantu entitas bisnis dalam mengevaluasi hasil keuangan dan ekonomi dari orientasi laba operasi sepanjang periode akuntasi. Rasio sendiri adalah angka sederhana dan kelihatannya memiliki sedikit nilai, rasio tidak secara langsung menunjukan hasil yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Sebagai contoh, perputaran persediaan obat-obatan dari empat kali sebulan tampaknya baik, tetapi sampai perputaran rasio dibandingkan dengan beberapa standar, seperti rata-rata perputaran rasio dalan industri rumah makan untuk jenis rumah makan, nilai yang benar tidak dapat ditentukan. Karena rasio memiliki makna. Hal ini harus dibandingkan dengan standar atau perkembangan dasar rasio. PENGGUNAAN RASIO Umumnya,terdapat tiga kelompok luas dari orang yang tertarik dalam menilai rasio yaitu operasi memagemen internal, kreditor potensial dan kepemilikan organisasi saat ini. Kepemilikan adalah dimiliki seorang, rekanan memilik dua atau lebih pemilik, dan sebuah perusahaan biasanya memiliki sejumlah kepemilikan yang biasa disebut dengan stockholders atau shareholders. Menegemen memiliki tanggung jawab terhadap perlindungan aktiva, pengendalian biaya dan maksimal keuntungan untuk oprasi bisnis. Rasio penilaian adalah sebuah teknik utama yang di gunankan oleh menegemen utunk memonitor kinerja oprasi versus terhadap standar yang di tentukan untuk menentukan tujuan anggaran koprasi telah di terima . rasio tertentu di gunakan untuk mengevaluasi efektivitas oprasi sehari hari guna menilai posisi likuiditas saat ini dan menilai posisi ekonomi lain nya yang mengambarkan tujuan tertentu untuk memuaskan pemilik sebagai kreditor yang baik. Dalam banyak kasus angota kelompok tertarik dalam mengevaluasi rasio yang tidak sesuai terhadap apa arti rasio tertentu . ini menjadi di harapakan ketika setiap kelompok menjelaskan rasio dari perspektif berbeda. MACAM-MACAM RASIO 1. Rasio Likuiditas Lancar Rasio Likuiditas Lancar atau biasa disebutrasio likuidas mengindikasikan kemampuan suatu operasi untuk berjumpa dalam obligasi jangka pendek bagi pembayaran kembali hutang tanpa kesulitan. Laba rugi operasi sebuah bisnis menunjukkan laba operasi (sebelum pajak) atas laba bersih (setelah pajak) tanpa operasi bisnis yang memiliki kemampuan untuk membayar kewajiban lancar, membiarkan sendiri kewajiban jangka panjangnya. 2. Rasio Lancar Rasio Lancar merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa menghadapi kesulitan. Rasio lancar ini di hitung dengan rumus sebagai berikut : Total Aktiva Lancar / Total Utang Lancar Bagaimanapun, aturan umum ini mulai memberikan batas keselamatan untuk oprasi normal yang memiliki sebagian dari aktiva lancar yang mengikat dalam persediaan, yaitu proses oprasi manufaktur dan proses lainnya . Dalam industry rumah sakit , persediaan yang di tangani oleh operasi rumah sakit adalah bentuk ruang kamar pasien yang tersedia untuk di tempati dan ini mencakup bangunan, perlengkapan yang merupakann bagian aktiva tetap sebagai property. Hanya persedian lancar yang ditangani untuk jual kembali oleh operasi rumah sakit merupakan jasa makanan dan minuman , dan persediaan lancar ini menyajikan sesuatu bagian kecil aktiv lancar . setiap rumah sakit harus menentukan angka rasio lancar yang paling efektiv agar dapat memiliki posisi rasio lancar yang tidak akan menimbulkan masalah likuditas ( rasio terlalu rendah ) maupun mengorbankan profitabilitas ( rasio terlalu tinggi ). Apabila angka rasio terlalu tinggi maka hal itu berarti akan terdapat terlalu banyak dana yang tertanam pada modal kerja yang tidak menghasilkan keuntungan. Darminto dan Suryo (2005) mengatakan bahwa kecenderungan angka rasio lancar ini, termasuk juga rasio-rasio lainnya sangatlah penting.bahkan kredit perbankan seringkali masyarakat angka rasio ini tetap pada tingkat angka tertentu, misalkan tidak boleh kkurang dari 2:1. Apabila rumah sakit ternyata tidak mampu mempertahankan angka rasio pada tingkat yang di isyaratkan, bank berhak untuk menarik atau membatalkan perjanjian kreditnya. Pada kasus seperti ini rumah sakit harus senantiasa melakukan penilaian atas jumlah rasio lancar segera menjelang tanggal neraca untuk memastikan bahwa jumlah tersebut berada pada tingkat yang aman. Table 12.4. berikut menampilkan contoh dari bagian aktiva dan kewajiban lancar untuk tahun 2009 dari neraca. Table 12.4. Neraca Lancar selama tahun 2010 AktivaLancar Kewajiban Lancar Kas Rp. 294.000 Piutang kartu kredit Rp. 112.000 Piutang dagang Rp. 68.820 Hutang dagang Rp. 165.000 Surat-surat berharga Rp. 20.000 Biaya-biaya Rp. 50.000 Persediaan Rp. 147.000 Hutang pajak Rp. 209.000 Biaya dibayar dimuka Rp. 149.000 Hutang Hipotek lancar Rp. 260.000 Rp. 790.000 Rp. 684.000 Modal Kerja : AL -KL = Rp. 790.000 - Rp. 684.000 = Rp. 106.900 3. Quick Ratio atau Acid Test Ratio Quick Ratio juga Acid Test Ratio. Sebagai pengukur likuiditas rumah sakit, angka rasio lancar seringkali dapat menyesatkan, mengingat di dalam total aktiva lancar tercakup pula aktiva-aktiva yang tidak likuid, yaitu aktiva yang tidak segera dapat dicairkan menjadi kas, seperti persediaan persekot dan biaya. Untuk mempertajam pengukuran likuiditas seringkali digunakan suatu rasio yang disebut acid test atau quick ratio. Pada rasio ini,altiva lancar yang dipertimbangkan hanyalah aktiva yang segera dapat di cairkan menjadi kas (quick assets). Rasio ini di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kas + Piutang kartu kredit + Piutang dagang + Surat-surat berharga/Total kewajiban lancar Dengan menggunakan neraca diatas, maka kita dapat menghitung quick rasio untuk tahun 2009 adalah : Rp. 294.000 + Rp. 68.820 + Rp. 20.000/ Rp. 684.000 = Rp. 494.900 / Rp. 684.000 = 0,72 :1 4. Rasio Persediaan Walaupun kebanyakan industry jasa hanya mengelola persediaan dalam jumlah kecil, atau bahkan tidak sama sekali, namun sangat dimungkinkan investasi pada persediaan rumah sakit mengoperasikan hadiah atau souvenir took. Dalam kondisi ini, ukuran pengendalian persediaan yang paling bermanfaat adalah perputaran persediaan. Dalam perhitungan rasio cepat, persediaan tersebut tidak di masukan sebagai bagian dari alat bayar (aktiva lancar), karena persediaan tersebut dianggap aktiva yang tidak likuid. Untuk menguji hal ini biasanya digunakan rasio perputaran persediaan yang di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Harga pokok penjualan / Persediaan